Kamis, 22 Oktober 2009

Anti Virus

Kemajuan teknologi komputer tidak dapat ditahan-tahan lagi, banyak perkembangan positif tentunya diikuti perkembangan negatif. ingat kata orang bijak tidak ada hidup yang tidak saling berhubungan, semua ada hubungan dan pasangannya, Laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, kaya dan miskin, semua sudah diatur sama yang punya hidup tuh.
Nah gitu juga di komputer dalam hal ber internet, banyak sekali ilmu yang dapat kita petik dari sana, tapi tentunya banyak juga yang tidak bermanfaat bahkan merusak. Salah satunya adalah Virus yang sengaja diciptakan untuk mengganggu pengguna komputer.
untuk menanggulangi hal tersebut, kita harus punya anti nya donk, yang jadi masalah yah itu harus bayar kalau mau pakek antivirus, tapi ada kok yang gak bayar, bisa di klik disini nih. oya ada juga antivirus dari Microsoft yang sudah terkenal itu gratis sih tapi, nah lho ada tapinya, kamu-kamu harus pake Windows yang asli bukan bajakan. namanya kalo gak salah Microsoft Security Essential (MSE).
Nah kalo ragu-ragu dengan MSE, kita coba yang lain aja ya yang gak meminta sarat macem-macem.
1. Avira Antivir
2. AVG Free Edition.
tapi namanya juga gratisan yah tentu ada kelemahan, selain tidak ada dukungan teknis bila terjadi apa-apa, tentunya tidak selengkap versi bayarnya. tapi sebaik atau sebagus apapun antivirus rata-rata tetap lebih terlambat 1 x dibawah virus, istilahnya obat untuk suatu sakit baru ada bila sudah ada yang sakit, gitu kali ya.
jadi pemakaian komputer benar-benar aman itu tetap harus waspada dan hati-hati ya.

untuk mendownload anti virus nya dapat dilihat di sisi kiri blog ini ya.
cukup klick alamat yang saya sediakan disamping, lalu tunggu muncul web site tunggu sebentar sampai muncul ada pilihan, pilih tombol Download, lalu akan muncul layar kedua dengan pilihan download location, yaitu Softpedia Scure Download (Us) dan Softpedia Scure Download (Ro) pilih yang Us ya. lalu akan muncul menu open simpan atau cancel, yah sudah simpan aja ya tentukan mau ditaroh dimana, asal jangan ditong sampah aja ya. tunggu sampe kelar.

Senin, 14 September 2009

BING PESAING BARU BAGI MESIN PENCARI NOMOR SATU (GOOGLE)

Sempat heboh di beberapa blog dan web termasuk beberapa artikel majalah IT, tentang munculnya mesin pencarian baru yang baru beberapa bulan di lansir oleh pembuat software terbesar Microsoft, yaitu Bing.

Saya juga sempat menggunakan Bing, yah tidak jauh-jauhlah dengan Google. Apa mungkin memang semua mesin pencarian gak beda-beda amat ya.

Atau saya yang kurang ahli dalam pengetesannya.

Kecepatan ya cukup bagus, tapi dari sisi perpustakaan yang dapat di cari, harus diakui Google nomor satu, dari yang paling akurat sampai yang gak nyambung. Mungkin karena orang masih percaya Google. Jadi teknik yang disukai Google dijadikan trik agar web nya dapat ditemukan di halaman pertama..

Seberapa jauh kiprah Bing diblantika pencarian, menurut saya jalan masih panjang, banyak rintangan yang harus dilalui, namun melihat nama besar Microsoft, ada juga yang yakin bahwa Bing bisa menjadi pesain berat Google, kita lihat aja nanti ya. Siapa yang mendapatkan singgah sana puncak. Apakah Google mampu mempertahankan posisi puncaknya. Yah jalan memang masih panjang, tapi jangan lengah.

Terus terang bukan membela Google, saya masih menyukai Google. Karena menurut saya sudah familiar di Indonesia, dukungan di bahasa Indonesia cukup power full.

Nah saya mendapat informasi dibalik persaingan ketat antara Google dan Bing ini dalam hal ini Microsoft. Dibalik persaingan ini katanya ada hal yang menguntungkan ke dua belah pihak, kok bisa.

Masih ingat kita bahwa Microsoft sempat beberapa kali diadukan ke badan Internasional yang menangani monopoli, dimana Microsoft harus membayar sejumlah uang atas monopoli software yang dilakukannya. Dan masih di benak kita bahwa Google sudah gembar gembor mengeluarkan Sistem Operasi baru dengan nama Crome. Disinilah letak saling menguntungkan bagi dua raksasa itu, ingat kata pepatah, Gajah bertarung Planduk ditengah-tengah yang mati, dua raksasa bertarung (Google VS Microsoft) Open Source yang mati. Kita tau kiblat Negara meraka dalam perdagangan, dalam hal ini Amerika (bukan bicara politik nih) Neo Liberalisme. Lho apa hubungannya, mari kita kupas.

Dengan Google mengeluarkan Sistem Operasi baru tentunya Microsoft punya pembelaan, lho itu loh ada Sistem Operasi baru, berarti saya tidak berlenggang sendiri kan saingannya banyak. Sehingga membatalkan tuduhan monopoli oleh Microsoft, lalu untungnya Google dimana. Nah dengan adanya Bing maka Google tidak juga dianggap sebagai monopoli mesin pencarian, karena ada saingannya.

Jadi jelaskan justru itu adalah saling menguntungkan kedua belah pihak. Maka analisa saya kedua raksasa tersebut semakin jaya, sementara kita yang kecil (Open Source) yang semakin kecil donk.

Yah terlepas dari semua itu, kita lihat saja nanti kiprah masing-masing raksasa tersebut, apa yang bakal terjadi selanjutnya, dan saya benar-benar berharap agar open source tetap eksis menghadapi persaingan yang semakin berat ini.

Sekian dari saya, bila kesimpulan saya ada yang salah harap maklum, karena saya bukan seorang ahli. Jika yang saya sampaikan benar itu karena pas telinga saya nguping dapat dengan jelas informasinya, tapi saya lupa dari mana ya.

Minggu, 13 September 2009

SULITNYA JADI MANUSIA HARUS BERPINDAH-PINDAH

Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.

http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/lombablog

http://www.informatika.lipi.go.id/seminar/

IGOS (INDONESIA GO OPEN SOURCE)


Alangkah senangnya hidup tidak tergantung dengan sesuatu apapun, begitu juga dengan semua tetek bengek yang berhubungan dengan software komputer. Kita mau pake ini bisa pake itu bisa, lompat sana ya lompat sinilah , kaya tupai eh atau kayak monyet. Asal jangan kayak monyet beneran ya he..he..

Apa bisa ya pindah-pindah dengan gampang, katanya orang kaya pindah dari rumah yang satu kerumah yang lain gampang. Apa hubungannya, gak nyambung. Ya begitulah software komputer. Gak seperti orang kaya bisa pindah sana pindah sini gampang tinggal pilih. Kalau mau pindah gak sesederhana itu, Eh maksudnya apa nih, jelasin dulu duduk korsinya, e.. permasalahannya. Gak langsung asal comot aja.

Begini deh. Biasa orang kalau sudah mengenal apa saja yang berhubungan dengan komputer ya itu lah yang menjadi pegangan. Emang pacaran idih kaya anak muda aja.

Kata orang sehidup semati, udah susah pindah kelaen hati. Lalu …

Saya ambil contoh system operasi termasuk pengikut-pengikutnya, maksudnya software pendampingnya. Kalau anda sudah pake windows yang buatan Microsoft yang terkenal itu, tentunya program aplikasinya yang mendukung system operasinya juga donk. Kalau gak yah buang kelaut aja, alias gak bisa kepakek, itu dulu sekarang dah gampang kok, sekarang dah mudah kok, kata beberapa pakar. Yah tapi tetap gak segampang itukan?

Tetap aja diperlukan software ke III sebagai penghubung. Berarti tetap aja kalau mau pindah-pindah itu sulit. Apalagi untuk orang awam kayak kita-kita neh.

Nggak usah jauh-jauh, kalau sekarang saya pake windows xp lalu saya mau pindah ke vista, sebagai orang awam sulitnya minta ampun, apalagi harus masuk ke seting-seting segala macam, konfigurasi dan laen sebagainya. Sebagai orang awam bingung banget, perlu waktu untuk otak-atik biar bisa menyesuaikan diri. itu yang sama-sama windows, bagaimana yang beda system operasi yah tambah bingung deh. Intinya bahwa tidak gampang proses untuk pindah atau migrasi dari software ke software yang lain, itu membutuhkan proses dan waktu. Memang bagi masyarakat kita yang nota bene Negara berkebang menggunakan Microsoft bikin pusing kepala, bukan hanya pusing kepala tapi juga bikin kantong kempes, solusinya pake bajakan, wah urusan jadi semakin rumit nih. Tapi tak perlu dipungkiri dominasi Microsoft benar-benar telah mengakar dan sulit untuk diberantas, emangnya hama yang harus diberantas. Misalkan saya punya pikiran ah mau migrasi ke open source, apa yang terjadi, pertama saya harus direpotkan mencari Software serta system operasi yang tepat dan mungkin yang harus sesuai saat memakai Windows. Ke dua saya harus belajar dari nol lagi untuk menggunakan semua software-software tersebut. Ke tiga saya harus menyesuaikan perangkat keras saya mendukung tidak software yang saya gunakan, paling tidak cari-cari driver untuk mendukung agar system berjalan baik di hardware saya. Ke empat saya harus mulai mencari-cari dukungan troubleshot kalau-kalau ada masalah dengan komputer dan software saya kira-kira mau Tanya kemana ya, jangan-jangan sedikit yang mendukung. Atau bahkan tidak ada dukungan teknis sama sekali wah bisa berabe neh. Ke lima kalo dah make open source, lalu data yang saya buat ternyata harus diperlukan diluar, maksudnya diluar adalah data perlu dibaca dikomputer orang lain, bukan diluar rumah. Ternyata yang membutuhkan data system operasinya pake windows, habis dah. Gak ada fungsinya lagi. Itu terjadi dari urusan pribadi, lalu bagaimana bila suatu perusahaan yang mau migrasi, berapa waktu yang diperlukan oleh perusahaan tersebut, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk adaptasi tersebut, lalu bagaimana perpindahan data atau keperluan penggunaan data ditempat lain dengan platform yang berbeda. Saya tidak bisa menjawabnya, mungkin pakar-pakar IT yang bertanggung jawab ya. Saya duduk manis aja dari pada pusing dan tulisan ini jadi tambah kacau gak karuan.

Permasalahan yang paling berat adalah bagaimana membuang image pengguna komputer di Indonesia bahwa berkomputer tidak = ber Microsoft, lalu jangan hanya slogan saja, orang kita kadang-kadang terlalu banyak slogan sehingga lupa apa yang harus dikerjakan, karena sibuk mikirin selogan yang bagus. Sebagai contoh, “Bayar Pajaknya Awasi Penggunaannya”. Kenyataannya kita sebagai rakyat biasa apa bisa ngawasin uang pajak kita udah jadi apa udah lari kemana, atau apa boleh setelah saya bayar pajak, beberapa bulan kemudian saya datangi kantor pajak dan menanyakan uang saya udah jadi apa, paling-paling saya ditendang keluar sambil dimaki e siapa loe. ya itu tadi selogan yang tidak disertai dengan system yang mengikuti selogan. E..e malah ngelantur sampe pajak ya.

Intinya adalah jangan sampai selogan IGOS hanya menjadi selogan dan tinggal kenangan saja. Dukungan pemerintah dan masyarakat luas sangat diperlukan, terutama instansi-instansi pemerintah. Menurut saya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan IGOS agar tidak jadi selogan saja, yaitu : Pertama, dukungan yang kuat dari pemerintah sampai ke instansi-instansi paling kecil, bagaimana mau pake open source kalau kantor-kantor pemerintah saja dengan entengnya bila beli software minta harus mendukung Windows, dengan gampangnya beli peralatan komputer yang sudah lengkap dengan Windowsnya, harusnya isi dengan program open source dan lakukan pelatihan ke instansi-instansi tersebut. Ke dua dukungan masyarakat pendidikan dan sekolah-sekolah, kalau dulu saya sekolah ada pelajaran komputer ternyata gurunya hanya tau pake Windows yah ujung-ujungnya windows lagi windows lagi, lalu lihat aja buku teks pelajaran dari SD ampe SMA, materinya adalah pengenalan komputer, lalu naik dikit memperkenalkan Windows, lalu naik lagi mengerjakan aplikasi seperti Microsoft Word, berikutnya Microsoft Excel, gak lama kemudian Power Point dan Access ketingkat lanjut adalah pemrograman biasanya visual basic yang nota bene punya Microsost. Ke tiga dukungan masyarakat luas. Ke empat adalah struktur dan infrastrukturnya yang benar-benar sudah mendukung, kadang rumusan baru setengah jadi udah di glontorkan kemasyarakat jadi gak serius deh programnya.

Bisa gak kira-kira pemerintah sebelum gembar-gembor IGOS, mempersiapkan segala sesuatunya, punya planning yang tepat. Misal dipersiapkan semua instansi pemerintah menggunakan IGOS yang sudah distandarisasi termasuk aplikasi tambahannya. Lalu bagaimana persiapan migrasi, harus dipikirkan juga ada jembatan untuk migrasi tersebut, agar tidak mengalami kesulitan. Lalu lanjutkan ke tempat-tempat pendidikan, siapkan bahan ajar serta guru-guru yang mampu memberikan pendidikan mengenai IGOS. Saya sangat yakin bila dua element tersebut sudah terlaksana, akan semakin mudah mensosialisasikan IGOS. Tantangan yang paling berat adalah dunia usaha, kenapa tentunya dunia usaha sangat menginginkan system yang stabil dan riil. Bukan system yang coba-coba. Ini adalah tantangan sanggup gak dunia IT Indonesia menyediakan aplikasi yang mampu menampung aspirasi dunia usaha ini. Saya tidak mampu menjawabnya, Tanya pakarnya ya besok.

Tulisan ini bukan bermaksud menentang IGOS, tapi hanya mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang mungkin akan muncul, dan saya berharap jangan sampai IGOS hanya menjadi sebuah selogan saja. Dan tulisan ini bukanlah sebuah bentuk pesimisme atau melemahkan kemampuan para IT Indonesia, saya melihat sangat banyak IT kita yang handal, cuman masih terlalu sibuk memikirkan pengembangan sendiri.

Bagi pakar IT maju terus pantang mundur, mari sama-sama membangun negeri ini, kita tunjukkan pada dunia kalau Indonesia Mampu. Kami siap mendukung program IGOS.

Tulisan ini saya buat berdasarkan pikiran saya sendiri, jadi bila ada informasi yang saya lemparkan ternyata salah, saya mohon maaf, mungkin juga ada beberapa kutipan dari artikel-artikel lain entah saya pernah baca, tapi saat saya tulis saya tidak mencontek artikel manapun, jadi jika ada kesamaan saya mohon maaf, mungkin kebetulan saja pas pikiran kita lagi sama kalek.